Dilema sekarang yang kita alami, Guru lupa
tugas dan tanggung jawabnya sehingga
membuat anak² kita terbiar.
Sedikit tentang dilema yang kita dialami saat
ini.. khusunya Batam… kalau daerah lain saya tidak tahu J
Pada saat penerimaan siswa baru, para orang
tua berdondong² memasukkan anaknya ke Sekolah Negeri, berbagai alasan yang kita
ketahui, mulai dari sekolah gratis atau gensi nya lebih mantap atau mutu
pendidikan nya lebih baik dan sebaginya.
Kalau dengan alasan ekonomi seperti tidak
mampu sekolah di swasta karna harus bayar, nah ini tentu sangat bisa kita
terima, dan orang seperti ini lah yang seharusnya masuk ke sekolah negeri
Tapi aneh nya saat ini, banyak anak orang
mampu seperti para pejabat bahkan pengusaha sukses, berebut untuk anaknya masuk
sekolah negeri, bahkan berani bayar berapa saja agar anaknya bisa masuk ke
sekolah negeri.
Lantas apa masuk sekolah negeri itu salah?
Tidak enak untuk diceritakan tidak layak
untuk dibisikkan namun sebenarnya banyak orang sudah termanipulasi dengan
sekolah negeri..kenapa J
Pertama mungkin karna guru nya sudah pns
dan kepsek nya pns juga, jadi tidak mungkin kepsek memerintah guru dan
terkadang guru nya lebih senior dari bos nya, paling hanya bos nya ngomel tapi ya biarlah nanti juga ketawa lagi.. masa
jeruk makan jeruk
Kedua tidak ada pengawasan khusus dari
kepsek terhadap para guru karna apa, ya mungkin karna kita bukan kerja di pabrik
Ketiga banyak para guru yang merasa senior,
baru lima tahun kerja sudah merasa hebat, apalagi sudah menerima sertifikasi. yang seperti ini membuat hilangnya kerja tim, tidak mau kerja sama. karna tidak mau temannya yang menjadi bos. karna ya sudah sama² sertifikasi kok :) "katanya"
Keempat ada guru yang bisa nya marah² saja, tapi kalau mengajar bisa apa tidak?... contoh yang satu ini bisa gampang ditemui di smpn3...
Keempat ada guru yang bisa nya marah² saja, tapi kalau mengajar bisa apa tidak?... contoh yang satu ini bisa gampang ditemui di smpn3...
Kelima banyak para guru yang membawa sesuatu,,kaya
syahrini,, seperti guru ini istri
pejabat atau keluarga pejabat atau temannya pejabat…dllllah… yang ini lebih
mantap, gak bakalan diapa²in sama bos, ..mau ngajar, mau tidur…terserah,… bos
ngomel hajar saja,,pindahkan
Keenam .. jangan diteruskanla ya J intinya banyak hal
yang membuat seorang guru menjadi malas dan tentunya korban nya adalah anak²
kita
Tapi kenapa anak di sekolah negeri kok
pintar², jawabannya pasti memang karna anaknya itu pintar..tapi guru nya?
Kok pada saat ujian nasional sekolah negeri banyak lulusnya, ..nah yang punya anak coba tanya, pada saat ujian bagaimana? Ada dibantu apa tidak… dan bukan itu saja, bahkan nilai raport pun akan di upgrate agar bisa lulus 100% ,…. Bagus memang untuk saat ini tapi bagaimana dengan mentalnya di masa depan?
Kalau cerita Mutu,… ada tidak seorang anak
saja di batam ini yang bisa lancar atau fasih berbahasa inggris, hasil dari dia
belajar di sekolah negeri ?.... menurut pengamatanku tidak ada, adapun itu
karna faktor keluarga, mungkin sudah biasa di rumah jadi disekolah menjadi
biasa.
Bandingkan dengan sekolah swasta, anak kelas 3 SD saja sudah fasih berbahasa inggris, selain indonesia tentunya… ini faktor apa,..? .. Tentu Guru nya yang betul² mengajar.
Jada berita baru, tahun ajaran 2013-2014 akan dihapus pelajaran bahasa inggris di SD, jadi mulai belajar di SMP…sepertinya ini lucu,..nanti seperti bahasa china pula, tidak ada yang bisa. J
Kenapa bimbel kebanjiran murid, apa tidak
cukup belajar disekolah? Kenapa harus belajar lagi kalau disekolah sudah cukup
belajar, seharusnya di rumah itu istirahat bukan nya lanjut ke bimbel,… kalau
PR bolehlah tapi kalau lanjut sekolah lagi ke bimbel? J
Saranku sebaiknya fikir dulu sebelum
membeli, yang baik itu belum tentu baik, yang jelek itu belum tentu jelek… so
kenapa harus negeri J
Pasti ada yang bertanya, lah anda sendiri bagaimana, hmmm bingung tuk menjelaskan..hanya mengikuti arus karna saya bukan siapa² dan tidak memiliki siapa² untuk di hebatkan, mungkin hanya tuhanku yang bisa kubanggakan :)
Maaf kalau ada yang tersinggung dengan artikel ini. saya juga seorang guru. dan saya tidak marah, karna inilah adanya.
ini hanya aspirasi untuk menuangkan unek²...daripada teriak↓² dijalanan toh gak didengar juga :)
Dibawah ini adalah Tugas
dan Peran Guru dalam KTSP menurut tuntutan Pemerintah.
1. LATAR BELAKANG
Salah satu perubahan mendasar dalam bidang
pendidikan nasional adalah lahirnya peraturan pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan (SNP). Opini beserta penjabarannya dalam
Permendiknas dijadikan pedoman oleh semua pihak dalam merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi pendidikan termasuk
dalam implementasi KTSP. Seorang guru dalam menjalankan perannya sebagai
pengajar, pembimbing, pendidik, dan pelatih bagi para siswa, tentunya dituntut
untuk memahami dan menguasai tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun
perilaku orang – orang yang terkait dengan dirinya, terutama perilaku siswanya
dengan segala aspek, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara
efektif dan efisien yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi
pencapaian tujuan pendidikan.
Menyikapi peluang dan
tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa sekarang
dan mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya.
Sebagai mana terletak dalam undang – undang guru dan dosen (pasal 1, ayat 1 dan
3) sebagai berikut:
Ayat 1. Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Ayat 3. Profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Dalam kenyataannya
kondisi kesejahteraan guru yang tidak mencukupi, guru akan terdorong untuk banyak
memberi perhatian pada kegiatan lain diluar tugas pokoknya sebagai kondisi yang
memaksanya secara kurang efektif dan kurang efisien. Perhatian tersebut
langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi pengabdian, loyalitas dan
dedikasi guru, yang tidak dapat dielakkan karena tuntutan mempertahankan dan
menyelamatkan kehidupan diri dan keluarganya masing – masing. Kenyataan
menunjukkan dalam kondisi kesejahteraan guru yang relative rendah, kerap kali
guru tidak dapat mengatasi kekurangan fasilitasnya, bukan karena tidak kreatif
dan rendah inisiatifnya, tetapi sudah kehabisan waktu untuk kepentingan
mengatasi kesulitan ekonominya memenuhi kebutuhan keluarganya.
Setelah guru pada saat
sekarang ini dalam menerapkan KTSP mendapatkan dukungan institusional, sehingga
selanjutnya yang perlu dipersiapkan guru adalah berkaitan dengan pendekatan
belajar yang menjadi otonomi professional keguruan.
2. KEMANDIRIAN GURU
Guru merupakan faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam perubahan kurikulum dan implementasinya
dalam pembelajaran. Sebab bagaimanapun baiknya suatu kurikulum jika tidak
ditunjang oleh pemahaman dan kompetensi guru maka dalam implementasinya
disekolah akan menemukan kegagalan, bahkan kurikulum tersebut akan “layu
sebelum berkembang”. Oleh karena itu, untuk menyukseskan implementasi KTSP
perlu ditunjang oleh guru yang berkualitas, yang mampu menganalisis,
menafsirkan dan mengaktualisasikan pesan – pesan kurikulum ke dalam pribadi
peserta didik.
Menurut Oemar Hamalik
(2004) mengatakan bahwa ada beberapa syarat menjadi guru profesional, yaitu
harus memliki:
1.
Bakat sebagai guru
2.
Keahlian sebagai guru
3.
Kepribadian yang baik
dan terintegrasi
4.
Mental yang sehat
5.
Berbadan sehat
6.
Pengalaman dan
pengeahuan yang luas
7.
Guru adalah manusia
berjiwa pancasila
8.
Guru adalah seorang
warga negara yang baik
Berdasarkan
keprofesionalan guru tersebut, menurut Hamalik ada beberapa yang menjadi
tanggung jawab guru yaitu:
1.
Guru harus menuntut
siswanya belajar, maksudnya adalah guru harus merencanakan pembelajaran dan
juga harus membimbing siswanya agar memperoleh keterampilan – keterampilan,
pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan – kebiasaan yang baik,
dan perkembangan sikap yang serasi.
2.
Turut membina
kurikulum sekolah, maksudnya adalah guru harus mengetahui tentang kebutuhan
kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
3.
Melakukan pembinaan
terhadap diri siswa ( kepribadian, watak, dan jasmaniah). Dalam hal ini, guru
mengembangkan watak dan kepribadian siswanya sehingga mereka memiliki
kebiasaan, sikap, cita – cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung
jawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar nilai – nilai moral
yang tinggi.
4.
Memberikan bimbingan
kepada siswa, agar siswa mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya
sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik.
5.
Melakukan diagnosa
atas kesulitan – kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan
belajar siswa. Oleh karena itu, guru bertanggung jawab menyesuaikan semua
situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan siswa dan dalam
penilaiannya guru harus mampu menyusun tes objektif, menggunakannya secara
inteligen, melakukan obervasi secara kritis serta melaksanakan usaha – usaha
perbaikan (remedial), sehingga siswa mampu menghadapi masalah – masalah sendiri
dan tercapainya perkembangan pribadi yang seimbang.
6.
Menyelenggarakan
penelitian, karena seorang guru bergerak dalam bidang ilmu kependidikan. Jadi
seorang guru harus senantiasa memperbaiki cara bekerjanya. Tidak cukup
melakukan sebagai rutinitas saja, melainkan juga harus berusaha menghimpun
banyak data melalui penelitian yang kontinu dan intentsif.
7.
Mengenal masyarakat
dan ikut serta aktif, hal ini dilakukan agar guru dapat memahami dengan baik
tentang pola kehidupan, kebudayaan, minat, dan kebutuhan masyarakat sehingga
guru dapat mengenal siswa dan menyesuaikan pelajarannya secara aktif karena
perkembangan sikap, minat dan aspirasi anak sangat banyak dipengaruhi oleh
masyarakat sekitarnya.
8.
Menghayati,
mengamalkan, dan mengamankan Pancasila, karena pancasila merupakan pandangan
hidup bangsa yang mendasari semua sendi – sendi hidup dan kehidupan nasional,
baik individu maupun masyarakat kecil sampai dengan kelompok sosial yang
terbesar termasuk sekolah.
9.
Turut serta membantu
terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia, jadi guru harus
mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik memiliki rasa persatuan dan
kesatuan sebagai bangsa. Para siswa juga perlu menyadari bahwa persahabatan
antar bangsa sangat diperlukan guna memupuk perdamaian dunia.
10.
Turut menyukseskan
pembangunan. Jadi, dalam hal ini seorang guru harus membantu menciptakan siswa
menjadi manusia seutuhnya.
11.
Tanggung jawab
meningkatkan peranan professional, karena tanpa adanya kecakapan yang maksimal
yang dimiliki oleh seorang guru maka kiranya sulit bagi guru mengembangkan dan
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.
B. PEMBAHASAN
1. IMPELEMENTASI KTSP
Implementasi KTSP
adalah bagaimana menyampaikan pesan – pesan kurikulum kepada peserta didik
untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan
masing – masing. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan
kemudahan (facilitiate of learning) kepada peserta didik, agar mereka mampu
berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku
sesuai dengan yang dikemukakan salam standar isi (SI) dan standar kompetensi
lulusan (SKL).
a. Hakikat Implementasi KTSP
Implementasi merupakan
suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu
tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap. Berdasarkan defenisi implementasi tersebut, maka
implementasi KTSP adalah sebagai suatu proses penerapan, ide, konsep, dan
kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran
sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan. Menurut Mulyasa
(2009) dalam implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
(2009) dalam implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
·
Karakteristik
kurikulum, yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan
kejelasannya bagi pengguna dilapangan.
·
Startegi implementasi,
yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi yang merupakan kegiatan –
kegiatan yang dapat mendorong penggunanya dilapangan.
·
Karakteristik pengguna
kurikulum, meliputi pengetahuan, keeterampilan, nilai dan sikap guru terhadap
kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum
planning) dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran dalam KTSP
Implementasi KTSP akan
bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan –
pesan kurikulum (SK-KD) dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan
optimal. Guru harus berupaya agar peserta didik dapat membentuk kompetensi
dirinya sesuai dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, sebagaimana
dijabarkan dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam hal ini akan
terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik, maka tugas guru yang paling utama
adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
tersebut.
Menurut Claire
Weinstein dan Richard Meyer (1986), dalam implementasi kurikulum yang baik
adalah guru harus mengajarkan siswa tentang cara belajar, cara mengingat, cara
berpikir dan cara memotivasi diri sendiri, dan hal tersebut lebih ditegaskan
lagi oleh Norman yang mengatakan bahwa keberhasilan siswa sangat bergantung
pada kemahiran mereka untuk belajar secara mandiri dan untuk memantau cara
belajar mereka sendiri. Oleh karena itu seorang guru harus dapat menciptakan
dan menumbuhkan kegiatan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan
secara efektif dan menyenangkan.
Saylor (Mulyasa, 2009
) mengatakan bahwa “ instruction is thus the implementation plan, usually,
but not necessarily, involving teaching in the sense of student, teacher
interaction in an educational setting”. Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas
dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk
kompetensi dasar, oleh karena itu guru harus menguasai prinsip – prinsip
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan metode pengajaran, keterampilan menilai hasil belajar, serta memilih
dan menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran.
Pembelajaran KTSP
memiliki dua karakteristik yaitu”
1.
Dalam proses
pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan
hanya menuntut, mendengar, mencatat akan tetapi menghendaki aktivitas peserta
didik dalam proses berpikir.
2.
Dalam pembelajaran
membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, pada
gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
2. TUGAS DAN PERAN GURU DALAM
KTSP
Dalam proses
pendidikan guru memiliki peranan sangat penting dan strategis dalam membimbing
peserta didik ke arah kedewasan, kematangan dan kemandirian, sehingga
seringkali guru dikatakan sebagai ujung tombak pendidikan. Dalam melaksanakan
tugasnya seorang guru tidak hanya menguasai bahan ajar dan memiliki kemampuan
teknis edukatif, tetapi harus juga memiliki kepribadian dan integritas pribadi
yang dapat diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi peserta didik.
KTSP merupakan
kurikulum berbasis kompetensi. Menurut Martini Yamin (2009, 75) kompetensi
adalah kemampuan yang dapat dilakukan siswa yang mencakup tiga aspek yaitu
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pembelajaran yang berbasis kompetensi
adalah pembelajaran yang memiliki standar, standar yang dimaksud adalah acuan
bagi guru tentang kemampuan yang menjadi focus pembelajaran dan penilaian.
Jadi, proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan berbasis kompetensi
adalah proses pendeteksian kemampuan dasar siswa untuk memudahkan terciptanya
suatu tujuan secara teoritis dan praktis.
Pemberian pengalaman
belajar yang bertumpu pada KTSP berbasis kompetensi dilaksanakan dengan
pendekatan berpusat pada anak sebagai pembangunan pengetahuan, sebagai subjek
yang melakukan transformasi belajar bukan sebagai objek yang pasif menunggu
instruksi dari gurunya. Proses pembelajaran diselenggarakan dengan memandirikan
siswa untuk belajar (seperti yang dikatakan oleh Claire Weinstein dan Richard
Meyer), berkolaborasi dengan peserta didik lainnya, mengadakan pengamatan dan
menilai hasil belajar sendiri untuk suatu refleksi, mendorong peserta didik
membangun pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, guru harus menyadari bahwa
pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis,
psikologis, dan didaktis secara bersamaan.
Aspek pedagogis menunjukkan pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan, karena itu guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi. Aspek psikologis menunjukkan pada kenyataan bahwa peserta didik pada umumnya memilik perkembangan yang berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Aspek didaktis menunjukkan pada pengaturan belajar peserta didik dalam kelas agar tercipta pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
Aspek pedagogis menunjukkan pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan, karena itu guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi. Aspek psikologis menunjukkan pada kenyataan bahwa peserta didik pada umumnya memilik perkembangan yang berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Aspek didaktis menunjukkan pada pengaturan belajar peserta didik dalam kelas agar tercipta pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
Ada beberapa peran dan
tugas guru dalam proses pembelajaran yaitu:
1.
Guru sebagai sumber
belajar
Peran sebagai sumber
belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik
manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga ia benar –
benar berperan sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan. Ketidakpahaman guru tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku – perilaku tertentu, misalnya teknis penyampaian materi yang monoton, ia lebih sering duduk dikursi sambil membaca, suaranya lemah, tidak berani kontak mata dengan siswa, miskin dengan ilustrasi, dll. Perilaku yang demikian dapat menyebabkan hilangnya kepercayaa pada diri siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan kelas.
Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan. Ketidakpahaman guru tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku – perilaku tertentu, misalnya teknis penyampaian materi yang monoton, ia lebih sering duduk dikursi sambil membaca, suaranya lemah, tidak berani kontak mata dengan siswa, miskin dengan ilustrasi, dll. Perilaku yang demikian dapat menyebabkan hilangnya kepercayaa pada diri siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan kelas.
Sebagai sumber belajar
dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan tiga hal yaitu;
- Guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak daripada siswa. Hal ini untuk
menjaga agar guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang materi yang akan
dikaji bersama siswa, karena dalam perkembangan teknologis informasi yang
sangat cepat bisa terjadi siswa lebih “pintar” dibandingkan guru dalam hal
penguasaan informasi.
- Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa.
- Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan menentukan
materi inti (core) yang wajib dipelajari oleh siswa, mana materi tambahan.
Melalui pemetaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai sumber belajar.
1. Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung
jawab, guru harus mengetahui nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha
berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus
bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran disekolah dan
kehidupan bermasyarakat. Berkaitan dengan wibawa, guru harus mampu mengambil
keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam berbagai hal yang
berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta bertindak sesuai
dengan kondisi peserta didik dan lingkungan. Sedangkan disiplin, guru harus
mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten atas dasar
kesadaran professional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan peserta
didik disekolah, terutama dalam pembelajaran.
2. Guru sebagai pembelajar
Sekarang ini, perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar karena, peserta didik bisa belajar dari berbagai sumber yaitu; radio, telivisi, berbagai macam film pembelajaran bahkan program internet atau e – learning.
Sekarang ini, perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar karena, peserta didik bisa belajar dari berbagai sumber yaitu; radio, telivisi, berbagai macam film pembelajaran bahkan program internet atau e – learning.
3. Guru sebagai pembimbing
Guru diharapkan
sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuannya bertanggung jawab
atas kelancaran perjalanan itu. Jadi, sebagai pembimbing guru harus merumuskan
tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan perjalanan yang
harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan
kerjasama dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh dalam aspek
setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakan. Istilah perjalanan
merupakan suatu proses belajar, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
4. Guru sebagai pelatih
Proses pendidikan dan
pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik,
sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, karena tanpa latihan
pesert didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak
akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi
standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas
melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi
masing – masing. Pelatihan yang dilakukan harus juga memperhatikan perbedaan
individual peserta didik dan lingkungan.
5. Guru sebagai penasehat
Guru adalah seorang
penasehat bagi peserta didik meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus
sebagai penasehat. Agar guru menyadari perannya sebagai penasehat secara lebih
mendalam makaa ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan
mental. Pendekatan psikologis dan kesehatan mental akan banyak menolong guru
dalam menjalankan perannya sebagai penasehat, yang telah banyak dikenal bahwa
ia banyak membantu peserta didik untuk dapat membuat keputusan sendiri.
6. Guru sebagai agen pembaharu (innovator)
Inovasi pendidikan
dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi, agar dapat memperbaiki mutu
pendidikan secara efektif dan efisien. Salah satu bentuk peran serta yang dapat
dilakukan guru terhadap inovasi adalah sebagai agen pembaharuan. Oleh karena
itu, guru harus mampu menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam
kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang
dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain maka guru menjadi
jembatan jurangn tersebut bagi peserta didik, jika tidak maka hal ini
dapat mengambil bagian dalam proses belajar yang berakibat tidak menggunakan potensi
yang dimiliki oleh peserta didik.
7. Guru sebagai model dan teladan
Guru merupakan model
dan teladan bagi peserta didik. Oleh karena itu, pribadi dan apa yang dilakukan
guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya.
Ada beberapa hal yang mendapat perhatian guru dalam perannya sebagai
model dan teladan yaitu;
penggunaan gaya bahasa guru dalam berbicara, gaya kebiasaan guru bekerja, sikap guru melalui pengalaman dan kesalahan yang dilakukan, pakaian yang menampakkan ekspresi seluruh kepribadian, hubungan kemanusiaan (dalam hal pergaulan, intelektual moral, terutama bagaimana berperilaku), proses berpikir dalam hal menghadapi dan memecahkan masalah, dalam hal pengambilan keputusan, kesehatan (semangat, sikap tenang, antusias dll).
penggunaan gaya bahasa guru dalam berbicara, gaya kebiasaan guru bekerja, sikap guru melalui pengalaman dan kesalahan yang dilakukan, pakaian yang menampakkan ekspresi seluruh kepribadian, hubungan kemanusiaan (dalam hal pergaulan, intelektual moral, terutama bagaimana berperilaku), proses berpikir dalam hal menghadapi dan memecahkan masalah, dalam hal pengambilan keputusan, kesehatan (semangat, sikap tenang, antusias dll).
Mengimplementasikan
peran dan tugas guru tersebut dalam KTSP dalam kelas akan ditemukan hambatan –
hambatan, salah satunya yang sering kali terjadi datangnya dari siswa seperti
mengganggu temannya yang sedang belajar, hal ini terjadi karena kekurang sandaran
peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas. Oleh
karena itu, sebaiknya guru membuat perjanjian dengan siswa mengenai peraturan
dan prosedur dalam kelas pada awal tahun secara bersama – sama.
Menurut Emmer,
Evertson, dan Worsharn (2003) mengatakan bahwa aturan-aturan dan prosedur
berbeda-beda di setiap kelas tetapi yang pasti di semua kelas aturan – aturan
dan prosedur dikelola secara efektif, karena tidak mungkin bagi seorang guru
atau bagi siswa dalam melakukan instruksi agar dapat bekerja secara produktif
jika mereka tidak mempunyai pedoman dan prosedur tidak yang efisien dan tidak
adanya rutinitas untuk aspek umum dalam kelas dapat menghambat poses
pembelajaran dan menyebabkan perhatian siswa serta minatnya memudar. Oleh karena
itu, sangat penting menegakkan peraturan dan prosedur dalam kelas seperti yang
disebutkan dihampir setiap diskusi tentang pengelolaan kelas yang efektif.
Tahapan – tahapan yang dapat dilakukan dalam membuat peraturan dan prosedur
dalam kelas adalah:
- Guru harus mempertimbangkan desain fisik ruang kelas sebelum siswa datang ke
kelas.
- Membuat aturan dan prosedur dalam kelas bersama – sama dengan siswa.
- Berinteraksi dengan siswa Tentang Kelas Aturan dan Prosedur.
- Mereview secara berkala Aturan dan Prosedur.
- Membuat rapat kelas yang dapat berguna dalam menyusun desain dan pemeliharaan
peraturan
dan prosedur.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Menyikapi peluang dan
tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa sekarang
dan mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya.
Oleh karena itu, kondisi kesejahteraan guru harus dipenuhi agar guru terdorong untuk banyak memberi perhatian kepada anak didiknya dan lebih mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran sehingga kondisi proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. Guru merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam perubahan kurikulum dan implementasinya dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, kondisi kesejahteraan guru harus dipenuhi agar guru terdorong untuk banyak memberi perhatian kepada anak didiknya dan lebih mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran sehingga kondisi proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. Guru merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam perubahan kurikulum dan implementasinya dalam pembelajaran.
Dalam implementasi
kurikulum yang baik adalah guru harus mengajarkan siswa tentang cara belajar,
cara mengingat, cara berpikir dan cara memotivasi diri sendiri. Proses
pembelajaran berbasis kompetensi adalah proses pendeteksian kemampuan dasar
siswa untuk memudahkan terciptanya suatu tujuan secara teoritis dan praktis.
Jadi, seorang guru harus dapat menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa
sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan.
Oleh karena itu, guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang
sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis
secara bersamaan.
2. SARAN
Untuk meningkatkan
keprofesionalan guru, maka guru harus memahami peran dan tugasnya sebagai
seorang guru yaitu sebagai sumber belajar, pendidik, pembelajar, pembimbing,
pelatih, penasehat, agen pembaharu (innovator) serta sebagai model dan teladan.