Berikut ini merupakan beberapa masalah/keluhan yang sering
memicu seseorang untuk resign beserta solusi yang perlu dilakukan untuk
mengatasinya :
Gaji kurang
Gaji kurang sering menjadi alasan karyawan untuk resign. Sebagai manusia normal, adalah wajar bila tak mengenal istilah cukup/puas. Apalagi berbagai kebutuhan hidup dengan harga-harga yang mencekik saat ini, sangatlah wajar bila seseorang mengharapkan gaji yang lebih. Namun, apakah karena masalah itu kita langsung buru-buru memutuskan untuk resign? Bagaimana solusi yang terbaik mengatasi masalah ini?
Gaji kurang sering menjadi alasan karyawan untuk resign. Sebagai manusia normal, adalah wajar bila tak mengenal istilah cukup/puas. Apalagi berbagai kebutuhan hidup dengan harga-harga yang mencekik saat ini, sangatlah wajar bila seseorang mengharapkan gaji yang lebih. Namun, apakah karena masalah itu kita langsung buru-buru memutuskan untuk resign? Bagaimana solusi yang terbaik mengatasi masalah ini?
Solusi : Dalam
menyikapi hal ini, sebaiknya yang dilakukan adalah survey dengan rekan-rekan
kamu yang bekerja di perusahaan lain dengan jabatan yang sama. Bila kisaran
gajinya masih sama, atau hanya beda-beda tipis, kemungkinan kamu tak harus
menyalahkan gaji kamu yang kurang. Mungkin perlu melakukan tindakan cost
efficiency atau mulai mencari sumber penghasilan tambahan. Bila memungkinkan
kamu bisa meminta kenaikan gaji kepada atasan. Bila di perusahaan lain ternyata
range salary untuk posisi kamu saat ini jauh lebih tinggi, mungkin bisa
dipertimbangkan juga dari sisi lainnya, misalnya lingkungan kerja yang nyaman,
tunjangan/fasilitas lain yang diberikan, kemungkinan untuk jenjang karir yang
lebih baik, atau keuntungan-keuntungan lainnya yang mungkin saja tidak akan
ditemui di tempat kerja yang gajinya lebih besar itu.
Atasan
Galak/Otoriter
Atasan model begini berpotensi besar bikin kita tertekan batin. Atasan galak ditambah pula dengan sikapnya yang kurang menghargai pendapat bawahan dan menganggap bawahan selalu jadi pihak yang salah dalam setiap situasi.
Atasan model begini berpotensi besar bikin kita tertekan batin. Atasan galak ditambah pula dengan sikapnya yang kurang menghargai pendapat bawahan dan menganggap bawahan selalu jadi pihak yang salah dalam setiap situasi.
Solusi : Perlu
diketahui, si bos marah besar tentu ada sebabnya. Mari introspeksi diri dulu.
Dari kejadian pertama kita diomelin, tentunya kita bisa menebak seperti apa
karakter atasan kita tersebut. Hasil kerja seperti apa yang ia sukai dan yang
tidak ia sukai. Bila sudah tau, berusahalah memberikan hasil kerja terbaik yang
bisa anda lakukan. Lihat juga sisi positifnya, bos model begitu akan membuat
kita tetap rendah hati dan menyadari bahwa kita masih harus banyak belajar
untuk mencapai kesempurnaan. Nah, kalo sudah berusaha sebaik mungkin, dan si
bos masih suka marah-marah tidak jelas, sangatlah wajar bila pada akhirnya kamu
mengambil keputusan untuk resign, karena meski bawahan kamu juga manusia yang
tidak bisa diperlakukan seenaknya.
Atasan
Cuek/tidak perhatian
Dibanding bos galak, mungkin bisa lebih baik dengan model bos cuek. Namun ada kalanya kita sudah berusaha semaksimal mungkin dengan prestasi kerja segemilang mungkin, namun si bos tak peduli dan tak pernah memberikan reward apapun atau sekedar memuji.
Dibanding bos galak, mungkin bisa lebih baik dengan model bos cuek. Namun ada kalanya kita sudah berusaha semaksimal mungkin dengan prestasi kerja segemilang mungkin, namun si bos tak peduli dan tak pernah memberikan reward apapun atau sekedar memuji.
Solusi : Sebaiknya
kita kembali ke motivasi awal untuk bekerja bukanlah untuk mengesankan
siapa-siapa. Tetaplah bekerja dengan baik dan sadarilah bahwa Tuhan maha tau
dan tak ada hal baik yang akan sia-sia.
Rekan kerja
nggak asik/nggak menghargai
Masalah ini sedikit banyak tentu akan mengganggu kinerja
kamu. Bila hanya satu dua orang saja yang nggak asyik/nggak menghargai, mungkin
kamu masih bisa cuek dengan hal tersebut. Bagaimana bila semua orang melakukan
hal yang sama?
Solusi :
Langkah pertama yang bisa dilakukan tentunya adalah introspeksi diri. Sudahkah
bersikap baik dan berusaha menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja? Bila
belum, resign bukanlah jalan keluar untuk mendapatkan lingkungan yang lebih
baik. Karena kemungkinan besar masalahnya ada dalam diri kamu sendiri. Jadi
harus berubah dan berusaha beradaptasi. Jangan berharap selalu dimengerti orang
lain. Orang-orang memiliki terlalu banyak beban hidup yang harus dipikirkan
dari pada pusing-pusing memikirkan bagaimana caranya membuat anda bahagia di
kantor. Kalau cukup nyali, bisa melakukan survey, kira-kira hal apa yang tidak
disukai oleh rekan kerja kamu dari dirimu, tanyakan dengan jujur dan katakan
bahwa kamu ingin memperbaiki diri.
Rekan kerja
suka menjatuhkan
Tak dapat dipungkiri, politik di dunia kerja memang kadang kejam, kadang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan, seseorang tak sungkan-sungkan menghalalkan berbagai cara, sampai cara-cara yang tidak manusiawi sekalipun. Salah satunya adalah menjatuhkan rekan di depan atasan untuk membuat dirinya menjadi yang terbaik, mencuri ide-ide brilianmu dan mengklaim itu idenya. Bagaimana caranya bisa bertahan dengan rekan kerja seperti itu?
Tak dapat dipungkiri, politik di dunia kerja memang kadang kejam, kadang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan, seseorang tak sungkan-sungkan menghalalkan berbagai cara, sampai cara-cara yang tidak manusiawi sekalipun. Salah satunya adalah menjatuhkan rekan di depan atasan untuk membuat dirinya menjadi yang terbaik, mencuri ide-ide brilianmu dan mengklaim itu idenya. Bagaimana caranya bisa bertahan dengan rekan kerja seperti itu?
Solusi : The
answer is tetap bekerja dengan baik dan jangan terlibat di dalamnya. Cueklah
walau mungkin diri kitalah yang akan disingkirkan tapi yakinlah bahwa rejeki
setiap orang sudah diatur oleh Tuhan. Dan tetaplah semangat, tetaplah berikan
performa terbaikmu.
Pekerjaan
Overload/mirip kerja rodi
Pekerjaan overload atau melebihi kapasitas yang membuatmu sering terpaksa jadi sukarelawan dengan membawa pulang pekerjaan ke rumah. Bila terjadi pada hari-hari tertentu mungkin bisa diterima, Bagaimana kalau setiap hari harus begitu?
Pekerjaan overload atau melebihi kapasitas yang membuatmu sering terpaksa jadi sukarelawan dengan membawa pulang pekerjaan ke rumah. Bila terjadi pada hari-hari tertentu mungkin bisa diterima, Bagaimana kalau setiap hari harus begitu?
Solusi : Bila
beban kerja yang kamu dapatkan sesuai pula dengan upah atau keuntungan lain
yang kamu dapatkan, tentunya kamu harus bertahan di kondisi tersebut. Karena
memang biasanya untuk gaji yang lumayan besar, maka beban pekerjaan pun akan
semakin bertambah berat. Yang perlu dilakukan adalah belajar mengatur pekerjaan
dengan baik. Buat jadwal pekerjaan dan lakukan dengan disiplin.Cari cara
kreatif untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar tidak menumpuk. Bila memang
sudah tak tertanggulangi, coba dikomunikasikan dengan atasan untuk mengambil
kebijakan terbaik.
Pekerjaan
nggak sesuai minat
Tuhan menciptakan setiap orang dengan minat dan bakat yang
berbeda tentu ada maksudnya, agar bisa diaplikasikan dengan baik sesuai dengan
bakatnya itu. Namun, kadang kita tidak menyadari apa yang sebenarnya bakat dan
minat kita. Sehingga, memilih karir dan pekerjaan yang kurang tepat dan kita
pun kurang menikmati pekerjaan tersebut.
Solusi : Bila
memang kamu sudah terlanjur bekerja di karir yang kurang kamu minati, kamu bisa
mencoba untuk bertahan dengan mulai mencoba menyukai dan menikmati pekerjaan
tersebut. Cobalah juga untuk menggali dan mempelajari bidang tersebut. Jangan
buru-buru memutuskan untuk resign karena bisa jadi kamu juga memiliki talenta
di bidang tersebut. Bila memang kamu sudah berusaha mencoba namun minat dan
kemampuan kamu memang bukan di sana, tidak ada salahnya bila kamu ingin beralih
ke profesi lain yang benar-benar sesuai dengan bidangmu. Pastinya,
pertimbangkan baik-baik segala keputusanmu agar tidak sampai salah memilih
pekerjaan untuk yang kedua kalinya.
Jarak rumah
ke kantor jauh banget
Perjalanan yang jauh dan melelahkan plus acara macet yang
hampir membunuh semangat kerja?
Solusi : Belajarlah
mengatur waktu dengan baik. Kamu bisa ngekos atau beli rumah di dekat kantor.
Kalau hal itu tidak memungkinkan, sadarilah, bahwa kamu tidak sendirian. Hampir
semua karyawan di kota besar mengalaminya Tetaplah semangat menjalani hari-hari
sibukmu!